Beranda · Menu · Menu 1 · Menu 2

KeIlmuan Pesantren


   


   Setiap pesantren memiliki ciri khas masing-masing, karena itulah kurikulum pesantren tidak bisa disamaratakan, dan tidak bisa dipaksakan untuk disamakan, karena kultur budaya dan kemampuan setiap pesantren berbeda-beda, justru kalau disamakan akan menghilangkan ciri khas masing-masing, padahal di situlah letak keunggulannya.

  Ada pesantren yang terkenal keilmuan Fiqihnya, ada lagi bidang Bahasa Arab dan ilmu alatnya, ada juga ilmu Tasawwuf dan Tareqat, dan lain-lain. Seperti juga pesantren modern memiliki ciri khas keunggulan bidang Bahasa Arab dan Inggris, dan unggul di bidang keorganisasian.

   Seorang santri, bisa dikatakan berhasil dalam pendidikan pesantrennya, kalau ia mampu menguasai berbagai mata pelajaran yang diajarkan di pesantren, yang meliputi berbagai cabang keilmuan. Secara umum mata pelajaran pondok-pondok pesantren Salafiyah/tradisional  dapat dibagi menjadi beberapa bagian :


1. Alquran dan Tafsirnya : sebagai sumber hukum dan pokok utama ajaran Islam.
  Bacaan Al-Quran masyarakat Indonesia mengikut riwayat Imam Hafsh dari 'Ashim, untuk pendalaman Alquran dan segala cabang keilmuannya seperti Qiroat, Kaligrafi dan lainnya, biasanya ada pesantren khusus Ilmu Alquran/Tahfidz Alquran, sedang kitab tafsir yang digunakan hampir di semua pesantren diantaranya Tafsir Jalalain, Marah Labid dan lain-lain.

2. Hadits : sumber hukum pokok kedua setelah Al-Quran.
  Kitab hadits yang digunakan di pesantren-pesantren adalah kitab-kitab yang kecil-kecil saja seperti RiyadussHolihin, Mukhtasar Abi Jamroh dan Bulughol Marom. Sedang kitab-kitab induk Hadits /Kutubussittah yaitu Shahih Bukhori, Muslim, Sunan Tirmidzi, Abu Daud, Nasa'i dan Ibnu Majah, memerlukan waktu yang lama menghatamkannya, dan biasanya hanya untuk santri-santri khusus atau di pesantren khusus.

3. Ilmu Tauhid (Aqidah) :
  Mayoritas pesantren-pesantren di Indonesia menganut madzhab Asy'ariyah Maturidiyah, kecuali di beberapa pesantren saja. Diantara kitab yang diajarkan yaitu : Nazhom Aqidatul Awam, Tijanuddurori, Tuhfatul Murid dan lain-lain

4. Ilmu Fiqih (Hukum Islam) :
  Mayoritas pesantren di Indonesia menganut madzhab Syafi'i tapi tetap tidak menutup diri dengan madzhab lain yaitu Hanafi, Maliki, Hanbali, walau pun pengajarannya hanya untuk santri tingkat lanjut. Diantara kitab yang di pergunakan adalah Al-Ghoyah wa Attaqrib, Fathul Mu'in, Fathul Wahhab, dan lain-lain.

5. Ilmu Tasawwuf/Akhlak :
  Pesantren-pesantren Salafiyah di Indonesia mayoritas mengikut Tasawwuf Junaid Al-Baghdadi melewat kitab-kitab Imam Al-Ghozali seperti Bidayatul Hidayah, Minhajul Abidin dan kitab-kitab Al-Habib Abdullah Al-Haddad seperti Risalah Al-Mu'awanah. Sebuah kitab hasyiah dari kitab Minhajul 'Abidin Al-Ghozali karangan Syekh Ihsan Jampes cukup menjadi bukti keilmuan ulama Indonesia diakui di dunia.

6. Ilmu lain : seperti Tarikh (sejarah Islam), diantara kitabnya : Nurul Yaqin, Muhammad Rasulullah, Anwarul Muhammadiyah, Tarikh Khulafa dan lain-lain.



  Kesemua cabang-cabang Ilmu tersebut, kitab dasar dan tingkat lanjutnya adalah berbahasa Arab, seorang santri tidak akan mampu menguasainya, terkecuali telah menguasai Ilmu Alatnya yaitu Ilmu-ilmu bahasa arab : Nahwu, shorof dan lain-lain.

7. Ilmu Nahwu (gramatikal) : ilmu dasar memaham kitab berbahasa Arab, agar diketahui posisi tiap kata/kalimat, seperti menjadi Mubtada atau Fa'il-pelaku- (subjek) , Fi'il atau Khobar (predikat) serta Maf'ul (objek) dan lainnya seperti hal, na'at, dzhorof dan lain-lain. Kitab dasar ilmu Nahwu diantaranya : Ajurrumiyah, Nazhom 'Imriti, Mutammimah dan Alfiyah Ibnu Malik.

8. Ilmu Shorof : ilmu dasar kedua setelah nahwu, kalau nahwu posisi kalimat, maka shorof menentukan bentuk kalimat mulai huruf pertama dan tengah yang menentukan barisnya adalah shorof. Seperti Fa'ilun (yang memperbuat), Madruubun (yang dipukul) Jalsatan (duduk), maka yang menentukan baris dan bentuknya adalah Ilmu Shorof, sedangkan Ilmu Nahwu hanya menetukan baris akhirnya. Diantara kitab dasar Ilmu Shorof adalah Durusuttasrif, Nazhom Lamiyatul Af'al, Salasil Madkhol, dan Alfiyah Ibnu Malik.

9. Lughot/Bahasa Arab : lebih spesifik adalah Kamus arab Indonesia. Tapi ini tidak diajarkan secara langsung, masing-masing santri memerlukannya. Diantara kamus yang terkenal adalah : kamus Arab - Indonesia susunan Mahmud Yunus, Idris Marbawi, dan kamus Al-Munawwir.

10. Mantiq/logika : Ilmu yan cukup sulit, hanya orang-orang yang gigih dapat menguasainya, diantara kitab dasarnya adalah Nazhom Sullamul Munawroq.

11. Ilmu Ushul Tafsir : membantu memahami Tafsir Al-Quran. Diantara kitabnya : Ilmu ushul tafsir dari kitab Annuqoyah Imam Sayuti.

12. Ilmu Ushul Hadits atau Mustholah hadits : Ilmu tentang istilah-istilah Ahli Hadits didalam kitab-kitab mereka, seperti Sanad, Matan, Rowiy, atau haddatsana, akhbarona, atau  tentang Hadits Shohih, Hasan, Dho'if dan lain sebagainya. Diantara kitabnya : Matan Baiquniyyah, Rof'ul Astar dan ada satu karangan Ulama Indonesia yaitu Syekh Mahfuz Termas, Manhaj Dzawinnazhar yang menjadi rujukan seluruh dunia.

13. Ilmu Ushul Fiqh : ilmu yang menggambarkan bagaimana Ulama Mujtahid seperti Imam Syafi'i mengambil istinbath/dalil suatu hukum dari Al-Quran, Hadits, Ijma' dan Qiyas. Diantara kitab dibidang ini : Waroqot Imam Haromain dan kitab Alluma'.

14. Balaghoh : meliputi ilmu Ma"ani Bayan, dan Badi'. Perumpamaan ilmu ini dalam memaham bahasa Arab laksana ruh di jasad manusia, kalau Nahwu Shorof itu jasadnya, tidak bisa hidup tanpa ada ruhnya. Apalagi memahami Al-Quran yang bahasanya adalah sastra tingkat tinggi, hanya orang yang faham Balagoh lah yang tahu Mu'jizat Al-Quran, dan kenapa orang Arab dahulu tidak berkutik dan tidak mampu melawan kehebatan bahasa Al-Quran. Diantara kitabnya : Matan Aljauharul Maknun.

15. 'Arudh : ilmu syair Arab, tanpa ilmu ini tidak bisa dibedakan antara kalimat sya'ir atau natsar: Kita wajib meyakini bahwa Al-Quran bukanlah sya'ir, lalu bagaimana kita bisa meyakinkannya tanpa mempelajari Ilmu 'Arudh? Diantara kitab Arudh antara lain Mukhtashar Assyafi.

16. Faroid Ilmu Membagi warisan termasuk ilmu fiqih, diantara kitabnya adalah Nazhom Arrohbiyyah.

Selain ilmu yang di atas setiap Pesantren mempunyai kebijakan masing-masing yang membuatnya berbeda dengan pesantren lain, dan kitab yang dipergunakan pun, adalah hak masing-masing, adapun yang tersebut di atas hanya sebagai gambaran saja.



Semoga bermanfaat..
Cempaka, 26 April 2013

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "KeIlmuan Pesantren"

Posting Komentar