"Beberapa orang tua menyekolahkan anak ke sekolah agama karena tidak punya cukup uang. Ongkos masuk madrasah lebih murah...."
"... Tapi lebih banyak lagi yang mengirim anak ke sekolah agama karena nilai anak-anak mereka tidak cukup untuk masuk ke SMP atau SMA...."
" Akibatnya madrasah menjadi tempat murid warga kelas dua, sisa sisa... Coba waang bayangkan, bagaimana kualitas para buya, ustad dan dai tamatan madrasah kita nanti..
Bagaimana mereka akan bisa memimpin umat yang semakin pandai dan kritis? Bagaimana nasib umat Islam nanti?"
Wajah beliau meradang. Keningnya berkerut-kerut masygul..
Cuplikan dialog Maknya alif di atas adalah gambaran nasib Madrasah dan sekolah agama di Indonesia, dipandang kelas dua. Memang begitu keadaannya, ditambah tidak adanya perhatian pemerintah maka jadilah nasib benteng umat Islam ini semakin terpuruk dilupakan oleh umat islam sendiri dinegeri terbesar Muslimin sedunia.
Tapi apakah kita harus menyerah dengan keadaan? Tidak, ini adalah ujian dari Allah agar para pengemban amanah AgamaNya adalah orang-orang yang Ikhlas berorientasi jauh dari niat duniawi.
Alhamdulillah masih banyak madrasah dan pesantren, bahkan semakin banyak, dan kualitasnya semakin baik, berdiri dengan mandiri, jauh dari campur tangan pemerintah. Bahkan banyak yang lebih bagus dari sekolah negeri, menjadi tempat favorit para orang tua yang menginginkan pendidikan berkualitas, idaman para juara kelas dan murid teladan. Dan sekolah itu bernama pesantren, bukan sekolah umum.
Adalah sebuah cita-cita kami dan mungkin juga umat Islam, bahwa seluruh sekolah agama baik madrasah mau pun pesantren seluruhnya memiliki kualitas setara, seperti pesantren-pesantren yang sudah maju, khususnya di Jawa baik Salafiyah maupun pondok modern.
#Pondok Pesantren Sidogiri
Pondok pesantren sidogiri adalah diantara contoh terbaik pondok pesantren Salafiyah, pesantren yang berdiri di daerah Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.
Menurut sejarah Sidogiri dibabad oleh Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Ba Syaiban, beliau dibantu murid sekaligus menantunya kiai Aminullah. Tahun pendirian pesantren antar 1718 atau 1745 M, dan merupakan pesantren tertua di Indonesia.
Walaupun sudah sangat tua, namun pesantren Sidogiri masih tetap bertahan, dan bahkan semakin maju. Tanpa mengorbankan sistem pendidikan khas pesantren Diniyah Salafiyah alias murni agama tanpa campuran pelajaran umum.
Pesantren ini mampu menjalankan roda pendidikan secara mandiri. Bahkan sekarang telah berkembang ke berbagai sektor, seperti kopontren, perusahaan air minum dan lainnya yang omsetnya miliyaran rupiah, tersebar keberbagai daerah, ada lagi bidang penerbitan buku-buku karya santri, majalah-majalah islamy, bahkan merambah ke dunia maya melalui website facebook dan twitternya yang selalu update, dan lain lain.
Kunci kemajuan pesantren Sidogiri mungkin berada di tingkat ke pengasuhan, di mana sejak kepengurusan periode KH. Cholil Nawawie dibentuk suatu wadah musyawarah keluarga untuk membantu tugas pengasuh yang diberi nama 'Panca Warga', kemudian berubah nama di masa KH. Sirajd Nawawie menjadi Majelis Keluarga, melalui wadah inilah arah kemajuan pesantren dapat dilaksanakan dan dijalankan.
Semoga suatu saat, madrasah di sini bisa meniru Pesantren Sidogiri, bertahan dengan ke Salaf-annya, namun dengan manajemen yang modern,
Lebih detail tentang Pesantren Sidogiri
Website : http://ww.sidogiri.net
Facebook : http://www.facebook.com/Sidogiri
Twitter @sidogiri
#Pondok modern Gontor
Siapa yang tidak mengenal Gontor, sebuah pesantren yang amat terkenal di Indonesia, karena kepeloporannya dalam pembaharuan sistem pendidikan dan kurikulum pesantren, serta kemampuan bahasa para alumninya.
Pondok Modern Darussalam Gontor, merupakan pelopor pembaharuan pendidikan pondok, dan yang pertama kali menggunakan embel-embel modern. Inilah cikal bakal pesantren-pesantren modern yang tersebar di Indonesia, yang memang kebanyakan pendirinya adalah alumni pondok ini.
Sistem pendidikan di pondok-pondok modern berbeda dengan pesantren Salafiyah, khususnya perbandingan muatan pelajaran agamanya, kalau di pesantren Salafiyah murni belajara agama, kalau di pesantren modern lebih di tekankan penanaman kedisiplinan di dalam praktek keseharian, ditambah lagi kemampuan berbahasa yang langsung dipergunakan dalam komunikasi harian.
Pesantren Gontor didirikan oleh Kiayi Sulaiman Jamaluddin, kemudian dilanjutkan oleh anaknya Kiayi Archam Anom Besari dengan sistem pesantren Salafiyah (tradisional), inilah Pesantren Gontor Lama.
Setelah mengalami masa kemunduran, pesantren Gontor kembali dihidupkan oleh tiga bersaudara yaitu Kiayi Ahmad Sahal, Zainuddin Fannani dan Imam Zarkasyi, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 R. Awwal 1345 H/12 September 1926 M, diawali dengan Pembukaan Tarbiyatul Athfal 6 tahun. Setelah itu dilanjutkan program Sullamul Muta'allim, Pembukaan Kulliyatul Mu’allimin al- Islamiyah merupakan pengaruh angin segar dari TA yang menggugah minat belajar para santri, karena setelah lebih dari satu dasawarsa lembaga ini telah mencetak para kader, muballigh di tingkat desa yang tersebar di sekitar Gontor.
Perombakan sistem Pendidikan Gontor terjadi sekembalinya Kiayi Imam Zarkasyi dari lembaga pendidikan dan pesantren di Jawa dan Sumatera, dan namanya pun berubah menjadi Pondok Modern Darussalam Gontor.
Sampai sekarang Gontor terbilang sangat maju dibanding pesantren lain, dan cabang-cabang serta pondok alumninya tersebar di seluruh Indonesia. Tingkatan jenjang pendidikannya sudah sampai S2, dan telah merambah berbagai macam bidang kependidikan, media, tv dll.
Lebih lengkap lagi bisa dikunjungi
Website : http://www.gontor.ac.id
Twitter : @PMGontor
Pesantren, sumbangan dari umat Islam untuk bangsa, apakah terlintas di hati bahwa pesantren adalah sarang teroris...??
Angan-anganku menggabungkan antara sistem kesantrian Gontor dengan sistem Diniyah Salafiyah Murni, semoga suatu saat ada yang mewujudkannya...
Amiin yaa Allah...
Cempaka, 1 Mei 2013
#Diolah dari berbagai web..
Belum ada tanggapan untuk "Pesantren Pilihan"
Posting Komentar