Beranda · Menu · Menu 1 · Menu 2

Durus At-Tashrif


     Diantara kitab-kitab susunan Syekh Muhammad Kasyful Anwar yang masyhur, dan menjadi pegangan di madrasah-madrasah Diniyah di Kalimantan adalah kitab dalam bidang ilmu Shorof yang diberi nama Durus Attashrif (pelajaran tashrif), terdiri dari 4 jilid. Jilid 1 untuk santri kelas 1 Awwaliyah, jilid 2 kelas 2 dan seterusnya sampai kelas 4 Awwaliyah.

     Dalam penulisan dan pengajaran ilmu Shorof di kitab ini, beliau mengikuti madzhab/pendapat ulama Kufah. Sebagaimana diketahui di dalam ilmu Nahwu dan Shorof bahwa ada dua madzhab pendapat yang dijadikan patokan pegangan, yaitu pendapat ulama Bashrah (Bashriyyun) dan Kufah (Kufiyyun). Diantara perbedaan pendapat dua kubu ilmu ini, yaitu tentang menentukan asal sebuah kalimat. Ulama Basrah menyatakan bahwa asal kalimat adalah Mashdar, karena memandang maknanya. Misalnya مَضْرُوْبٌ madrubun (yang dipukul) maka asal kalimatnya adalah ضَرْبًا dorban (pukul). Berbeda dengan pendapat ulama Kufah yang menyatakan bahwasanya asal kalimat adalah fi'il madhi karena memandang tidak adanya huruf tambahan, maka asal kalimat مَضْرُوْبٌ madrubun adalah ضَرَبَ doroba, karena tidak ada huruf tambahannya. Syekh Kasyful Anwar di dalam kitab karangan beliau ini memilih mengikuti ulama Kufah, mungkin supaya santri pemula lebih cepat memahami, karena kalau memandang makna dibutuhkan pengetahuan arti dasar suatu kalimat, padahal santri-santri ini baru belajar.

     Hal ini dapat kita ketahui dari cara beliau menta'rifkan dan memberi misal bina-bina yang tujuh di halaman 3 juz pertama,

.....1. Bina shohih : yaitu barang yang tiada ada pada hurufnya yang asal huruf 'illat dan huruf dua sebagai seperti ضَرَبَ Doroba dan دَحْرَجَ Dahroja....
Beliau memberikan contoh dengan fi'il madhi, seandainya mengikuti ulama basrah maka seharusnya ... ضَرْبًا Dorban dan دَحْرَجَةً Dahrojatan...

     Beliau membagi-bagi pembahasan di dalam keempat jilid kitab beliau secara bertahap menyesuaikan tingkat kemampuan santri-santri :

1. Juz I
Pengenalan ilmu shorof, pembagian bina yang tujuh menurut asal kalimat, tasrif sepuluh dan pembagiannya serta maksud setiap wazan/timbangan menurut mufrod, tasniyah,jama', mudzakkar dan muannats, khusus tsulatsi mujarrod bab pertama fa'ala yaf'ilu seluruh bina.

2. Juz II
Pembahasan wazan dan misal-misal tsulasi mujarrod bab kedua fa'ala yaf'ulu, ketiga fa'ala yaf'alu, keempat fa'ila yaf'alu, kelima fa'ila yaf'ilu dan bab keenam fa'ula yaf'ulu pada seluruh bina.

3. Juz III
Pembahasan wazan dan misal-misal tsulatsi mazid baik yang bertambah satu, dua, tiga dan empat huruf kemudian ruba'i mujarrod dan mazid fihi baik bertambah satu atau lebih.
Ditambah di akhir kitab khulashoh atau keringkasan seluruh bab dengan uraian dan diagram.

4. Juz IV
Pengertian tashrif pada bahasa dan istilah, apa itu bina dan segala pembagiannya, apa itu huruf 'illat yang tiga, tentang qoidah-qoidah shorof, dan makna-makna setiap wazan, serta tentang perubahan-perubahan bentuk kalimat dan fungsinya. Dikupas dengan bentuk soal dan jawab.

   Dengan pembahasan bertahap seperti ini, tentu memudahkan bagi setiap santri untuk mempelajarinya dan melancarkannya serta menghafalnya, apalagi ilmu Shorof serta ilmu Nahwu merupakan dasar dalam mempelajari ilmu-ilmu keislaman yang lain, kalau dasarnya tidak kuat tentu akan sangat menyulitkan untuk mempelajari keilmuan yang lain di tingkat selanjutnya.


Cempaka, 6 Mei 2013

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Durus At-Tashrif"

Posting Komentar