Beranda · Menu · Menu 1 · Menu 2

Pondok Pesantren Darussalam Martapura




Gedung megah berjejer memanjang
Dengan puluhan pintu dan ratusan jendela...
Berdiri kokoh dibibir Sungai Martapura..
Yang mengalir dengar derasnya..

Sungguh paduan yang sangat elok..
Seolah menjadi isyarat dari Sang Pencipta..
Inilah sebuah jalan..
Menuju surga Darussalam
Yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..

     Pondok pesantren Darussalam Martapura, Kalimantan Selatan, merupakan pesantren tertua dan terbesar di Kalimantan, jumlah santrinya ribuan, berdiri pada tahun 1320 H/1914 Masehi dan pada tahun 2014 usianya tepat 1 abad. Pesantren yang telah mencetak ribuan kader Ulama dan kiayi yang tersebar khususnya di Kalimantan, dan Pulau lainnya di Indonesia. Rata-rata tokoh Ulama yang ada di Kalimantan adalah alumni atau pernah belajar atau paling tidak lagi gurunya adalah alumni Darussalam. Jarang sekali ada tokoh Ulama di daerah sini yang tidak berhubung keilmuannya dengan Pesantren ini.

Secara singkat, sejarah periode kepemimpinan, sejak pendirian sampai sekarang 2013, adalah sebagai berikut  :


1. KH. Djamaluddin, pendiri Madrasah Darussalam 20 Sya'ban 1322 H / 14 Juli 1914 M, Pimpinan I
 ( 1914 - 1919 )

2. KH. Hasan Ahmad, Pimpinan II ( 1919 - 1922 )

3. KH. Kasyful Anwar bin H. Isma'il, Pimpinan III sekaligus pembaharu pendidikan menjadi sistem berjenjang/kelas, nama berubah menjadi Madrasatu 'imad fi ta'liimil Aulad Darussalam ( 1922 -1940 )

4. KH. Abd. Qodir Hasan, Pimpinan IV, sempat proses belajar mengajar dipindah ke rumah-rumah Guru, karena Madrasah diambil alih penjajah Jepang ( 1940 - 1949 )

5. KH. Anang Sya'rani Arif, Pimpinan V ( 1949 - 1959 )

6. KH. Salim Ma'ruf, Pimpinan VI ( 1969 - 1976 )

7. KH. Badruddin, Pimpinan VII di masa beliau nama lembaga diubah menjadi Pondok Pesantren Darussalam ( 1976 - 1992 )

8. KH. Abdussyukur, Pimpinan VIII ( 1992 - 2007 )

9. KH. Khalilurrahman, Pimpinan IX ( 2007 - sekarang )

Sampai sekarang lembaga pendidikan di bawah naungan Pondok Pesantren Darussalam meliputi

1. Madrasah Ibtidaiyah 6 tahun
2. Madrasah Diniyah Awwaliyah 4 tahun
3. Madrasah Diniyah Wustho 3 tahun
4. Madrasah Diniyah Ulya 3 tahun
5. Madrasah Tahfidz Darussalam
6. Ma'had Aly Darussalam
7. SMP Darussalam
8. Madrasah Aliyah Mu'allimin Darussalam
9. SMK Otomotif Darussalam
10. STAI Darussalam

     Di samping lembaga-lembaga resmi di bawah pengelolaan PP Darussalam yang sudah cukup lengkap itu, masih ada ratusan madrasah dan pesantren yang tersebar di daerah Kalimantan Selatan khususnya yang didirikan dan dikelola oleh alumni PP Darussalam.

     Keberadaan pesantren ini, selama bertahun-tahun telah menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat Martapura khususnya, secara ekonomi keberadaan santri-santri dari daerah lain ke daerah ini membuka peluang usaha penyewaan asrama bagi penduduk sekitar pondok, kiriman uang dari kampung pun mereka belanjakan di sekitar tempat tinggal mereka, secara otomatis perputaran keuangan itu sangat menguntungkan masyarakat Martapura. Ini bagi santri jauh yang menetap dan mukim di sini.

      Adapun santri dari daerah sekitar, yang sangat diuntungkan adalah para sopir angkutan umum, di mana setiap hari ada ribuan santri yang pulang pergi dari rumahnya menuju lokasi pondok, pagi dan sore. Para pedagang di sekitar pondok termasuk salah satu yang sangat diuntungkan dengan adanya ribuan santri yang setiap hari belajar, berbagai macam warung jualan setiap hari (kecuali libur) menggelar dagangan di sekitar pondok, berharap rejeki dari Allah melalui ribuan santri yang hadir setiap hari.

      Ada satu lagi yang di untungkan yaitu jasa parkir, karena halaman pondok yang tidak mencukupi, sebagian penduduk sekitar pesantren menjadikan halaman di dekat rumahnya sebagai lahan parkir  santri yang tidak mendapat tempat di halaman pondok, memang, santri dari luar Martapura, selain menggunakan angkot, banyak juga yang mengendarai kendaraan roda dua menuju pesantrennya, karena itulah, berkendara roda dua dengan memakai sarung dan baju koko lengkap dengan peci ( pakai helm tentunya ) bukanlah sesuatu yang asing di sini.


      Sedang dalam hal keagamaan, cukuplah Gelar Kota Serambi Mekkah dan Kota Santri bagi kota Martapura, menjadi bukti peran Pondok Pesantren Darussalam, di mana setiap hari, siang malam, pagi sore, para santri-santriwati hilir mudik mengaji ke rumah guru-guru masing-masing (jadi ingat sebuah lagu,, he he), dengan membawa tas-tas berisi kitab-kitab agama, yang kalau dihadiri seluruhnya niscaya tidak cukup waktunya lagi, saking padatnya jadwal pengajian.

     Setiap musholla mempunyai jadwal kegiatan keagamaan masing-masing, baik oleh masyarakat setempat, maupun yang didukung santri-santri Darussalam. Dengan sendirinya, terciptalah suasana religius karena banyaknya kegiatan keagamaan yang diselenggarakan, yang mendatangkan ketenangan batin, bagi orang yang mendambakan ketenangan jiwa.

      Suasana sedikit berbeda akan sangat terasa ketika libur panjang, yaitu libur ujian akhir dan libur Ramadhan, dimana ribuan santri akan pulang ke kampung masing-masing. Masjid Al-Karomah sebagai icon Kota Martapura, sedikit lebih lengang di hari Jum'at, sebagian besar pengajian di rumah guru-guru diliburkan, angkot berkurang omzet serta juru parkir pindah profesi, karena kegiatan belajar diliburkan seluruhnya.

Pondok Pesantren Darussalam Martapura, sangat besar jasanya bagi masyarakat Kalimantan Selatan khususnya ummat Islam pada umumnya.


Saya bangga menjadi santri Darussalam.

Lebih lengkap
Kunjungi : http://pp-darussalam.com

Tulisan ini sangat objectiv dan dari pendapat pribadi, silahkan saja seandainya ada yang berbeda pendapat.

Wallohu a'lam.
Cempaka, 4 Mei 2013
Alumni PP Darussalam 2011
Wassalam...

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Pondok Pesantren Darussalam Martapura"

Posting Komentar