ari
semua agama yang ada di dunia ini, Islam adalah satu-satunya agama samawi yang
benar dan diridhai oleh Allah SWT, untuk dijadikan sebagai pedoman hidup
manusia hingga akhir zaman. Sebagai agama yang diharapkan sebagai tuntunan
hidup, Islam telah sempurna dan dan mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan
oleh manusia. Allah SWT berfirman :
“... pada hari
ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu ... “ (QS. Al-Maidah
: 3 )
Adapun yang dimaksud dengan sempurna adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia, telah diatur dalam
Islam, baik yang terkait dengan urusan dunia maupun akhirat. Hal ini tertuang
dalam Al-Quran dan Hadits yang merupakan sumber utama pedoman hidup umat Islam,
sehingga tidak ada alasan untuk tidak
menjadikan keduanya sebagai sumber rujukan dalam menghadapi permasalahan hidup.
Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur ssemuanya, mulai dari hal-hal yang
terkecil, seperti ketika akan masuk ke kamar mandi harus berdo’a dan
mendahulukan kaki kiri, hingga permasalahan yang berkaitan dengan negara dan
pemerintahan.
Berkaitan dengan kebenaran Islam, Allah SWT
berfirman dalam ayat berikut :
“ Dialah yang
telah mengutus RasulNya (dengan membawa)
petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala
agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai” (QS. At-Taubah : 33)
Hal tersebut juga dipertegas dalam ayat lain
sebagaimana berikut :
“ Dia-lah yang
mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya
terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi” (QS. Al-Fath : 28)
Dan, barangsiapa mencari agama selain Islam,
maka tertolak baginya serta ia termasuk golongan orang-orang yang merugi. Allah
SWT berfirman :
“ Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi” (QS.
Al-Maidah : 85)
Salah satu hal penting sebagai bukti
bahwa Islam merupakan satu-satunya agama
yang benar dan cocok dijadikan sebagai pedoman hidup manusia adalah adanya
keselarasan antara agama Islam dengan ilmu pengetahuan, sehingga bisa dicapai
titik temu antara keduanya. Bahkan, selain sebagai pedoman hidup, Al-Quran dan
Hadits juga merupakan sumber ilmu pengetahuan.
Dalam Islam, setiap orang Islam diwajibkan
untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan (sains) dan
teknologi. Hal ini sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW : “
Menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam” (HR. Ibnu Majah). Selain itu,
Allah SWT juga memberikan penghargaan yang tinggi bagi orang yang memiliki
pengetahuan. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman dalam ayat berikut ini :
“.. Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat.. “ (QS. Al-Mujadilah : 11)
Ilmu pengetahuan juga bisa juga menjadi salah
satu sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu sebagaimana dijelaskan
dalam hadits berikut :
“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu
itu dapat mendekatkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan, mengajarkan ilmu
kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shadaqah. Sesungguhnya, ilmu
pengetahuan menempatkan orang yang memilikinya dalam kedudukan terhormat dan
mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi pemiliknya dunia dan
akhirat”( HR. Rabi’)
Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan ini
bertolak belakang dengan pandangan ilmuwan barat yang sebahagian besar berfaham
materalis. Mereka beranggapan ilmu pengetahuan tidak bisa disatukan dengan
agama. Dalam buku Bukti Kebenaran Al-Quran Abdullah M. Al-Rehaili menyatakan
bahwa pemikir barat sekarang ini berada di tengah-tengah peperangan antara
agama dan ilmu pengetahuan.hampir tidak mungkin mereka sekarang ini menerima
kenyataan adanya pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan.
Di barat, timbulnya pemikiran seperti ini dilatarbelakangi sikap antipati
gereja terhadap ilmu pengetahuan di abad pertengahan. Di dalam Iinjil dinyatakan
bahwa pohon yang dilarang untuk dimakan oleh Adam di surga adalah pohon
pengetahuan. Namun, Adam justru memakannya sehingga dia terusir dari surga.
Peristiwa itu yang menyebabkan adanya dosa turunan dalam kepercayaan orang-orang
Kristen. Berkaitan dengan ini, al-Rehaili berkata :”Gereja menyatakan
bahwapencarian terhadap pengetahuan ilmiah merupakan penyebab dosa yang asli.
Pra uskup menggambarkan bukti mereka dari Perjanjian Lama yang menyebutkan
ketika Adam memakan pohon itu, ia mendapat beberapa pengtahuan, lalu Allah
tidak menyukainya dan mnolak memberi kemurahan hati.”
Itulah sebabnya ilmuan Kristen pada zaman dahulu, seperti Nicholas
Copernicus dan Galileo Galilei, dihukum mati oleh gereja. Al-Rehaili juga
mengatakan, “Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah menolak sepenuhnya peraturan
gereja yang dianggap sebagai hal yang tabu. Akhirnya, ketika para pemikir yang
bebas dan ilmuwan Barat sanggupmengatasi kekutan gereja, mereka membalas dendam
dengan mencari petunjuk yang berlawanan dan menekan beberapa kekuatana agama”
M. Quraisy Shihab mengatakan, “Pertentangan
antara kaum agamawan dengan ilmuwan eropa itu disebabkan oleh sikap radikal
kaum agamawan Kristen yang hanya mengakui kebenaran dan kesucian Kitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga orang-orang yang mengingkarinya
dianggap kafir dan berhak mendapatkan hukuman. Di lain para ilmuwan mengadakan
penylidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya bertentangan dengan kepercayaan
yang dianut oleh pihak gereja (kaum agamawan). Akibatnya , tidak sedikit
ilmuwan yang menjadi korban penindasan dan kekejaman pihak gereja”
Islam adalah agama yang sangat menekankan
pentingnya mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga ketika Islam mencapai
puncak kejayaan, ilmu pengetahuan juga mengalami puncak keemasan yang ditandai
dengan lahirnya para ilmuwan besar yang berhasil meletakkan dasar-dasar ilmu
pengetahuan modern yang saat ini dikembangkan oleh para ilmuwan Barat. Di
antara para ilmuwan muslim tersebut adalah Ibnu Sina (ahli kedokteran),
Al-Khawarizmi (ahli matematika algoritma), Jabir bin Hayyan (ahli kimia), Ibnu
Khaldun (ahli sejarah) dan lain- lain.
Kontribusi para ilmuwan muslim dalam
pengembangan ilmu pengetahuan juga diakui oleh para ilmuwan Barat. Prof. G.
Margoliouth dalam De Karacht van den Islam menuliskan, “Penyelidikan
telah menunjukkan bahwa yang diketahui
oleh sarjana-sarjana Eropa tentang Falsafah, astronomi, ilmu pasti, dan ilmu
pengetahuan semacam itu, selama beberapa abad sebelum renesaince, secara
garis besar datang dari buku-buku Latin yang berasal dari bahasa Arab. Dan,
meskipun secara tidak langsung, al-Quran lah yang memberikan dorongan pertama
untuk studi-studi itu di antara orang-orang Arab dan kawan-kawan mereka.”
Gul Labum, salah seorang peneliti Prancis
menyatakan, “Wahai manusia, kajilah al-Quran secara mendalam, sampai kalian
menemukan hakikat kebenarannya. Sebab, setiap ilmu pengetahuan dan seni budaya
yang pernah dicapai oleh bangasa Arab, fondasinya adalah Al-Quran. Hendaknya
setiap penduduk dunia, dari beragam warna dan bahasa, mau melihat secara
objektif kondisi dunia zaman awal, serta mengkaji lembaran-lembaran ilmu
pengetahuan dan penemuan sebelum Islam. Maka, kalian akan mengetahui bahwa ilmu
pengetahuan dan penemuan tidak pernah sampai pada penduduk bumi, kecuali setelah
ditemukan dan disebarluaskan oleh kaum muslimin yang mereka eksplorasi dari
Al-Quran. Kitab ini laksan lautan pengetahuan yang mengalir di jutaan anak
sungai, tetap hidup, dan setiap orang mampu meneguk kesejukannya sesuai dengan
kesungguhan dan kemampuan masing-masing.”
Dari berbagai penjelasan tersebut, tidak
diragukan lagi bahwa Islam merupakan agama yang ilmiah dan mendorong
perkembangan ilmu pengetahuan. Tuuan akhir dari semua itu ialah untuk memahami
kebesaran Allah SWT. Sehingga bertambahlah keyakinan seseorang terhadap ajaran
Islam. Dan, pada akhirnya mampu menegakkan kalimat-Nya di muka bumi ini. Allah
SWT berfirman :
” Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),
yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. A-Maidah : 18)
Cempaka, 22 Maret 2014
#disalin dari buku : Islam itu Sangat Ilmiah
oleh Agus Susanto
Belum ada tanggapan untuk "Keselarasan Islam dengan Ilmu Pengetahuan"
Posting Komentar