Beranda · Menu · Menu 1 · Menu 2

Keselarasan Islam dengan Ilmu Pengetahuan


D



ari semua agama yang ada di dunia ini, Islam adalah satu-satunya agama samawi yang benar dan diridhai oleh Allah SWT, untuk dijadikan sebagai pedoman hidup manusia hingga akhir zaman. Sebagai agama yang diharapkan sebagai tuntunan hidup, Islam telah sempurna dan dan mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Allah SWT berfirman :

“... pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu ... “ (QS. Al-Maidah : 3 )

Adapun yang dimaksud dengan sempurna adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia, telah diatur dalam Islam, baik yang terkait dengan urusan dunia maupun akhirat. Hal ini tertuang dalam Al-Quran dan Hadits yang merupakan sumber utama pedoman hidup umat Islam, sehingga tidak ada alasan  untuk tidak menjadikan keduanya sebagai sumber rujukan dalam menghadapi permasalahan hidup. Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur ssemuanya, mulai dari hal-hal yang terkecil, seperti ketika akan masuk ke kamar mandi harus berdo’a dan mendahulukan kaki kiri, hingga permasalahan yang berkaitan dengan negara dan pemerintahan.

Berkaitan dengan kebenaran Islam, Allah SWT berfirman dalam ayat berikut :


“ Dialah yang telah  mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai” (QS. At-Taubah : 33)

Hal tersebut juga dipertegas dalam ayat lain sebagaimana berikut :

“ Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi” (QS. Al-Fath : 28)
Dan, barangsiapa mencari agama selain Islam, maka tertolak baginya serta ia termasuk golongan orang-orang yang merugi. Allah SWT berfirman :


“ Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Al-Maidah : 85)

Salah satu hal penting sebagai bukti bahwa  Islam merupakan satu-satunya agama yang benar dan cocok dijadikan sebagai pedoman hidup manusia adalah adanya keselarasan antara agama Islam dengan ilmu pengetahuan, sehingga bisa dicapai titik temu antara keduanya. Bahkan, selain sebagai pedoman hidup, Al-Quran dan Hadits juga merupakan sumber ilmu pengetahuan.

Dalam Islam, setiap orang Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi. Hal ini sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW : “ Menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam” (HR. Ibnu Majah). Selain itu, Allah SWT juga memberikan penghargaan yang tinggi bagi orang yang memiliki pengetahuan. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman dalam ayat berikut ini :


“.. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.. “ (QS. Al-Mujadilah : 11)

Ilmu pengetahuan juga bisa juga menjadi salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut :

“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu itu dapat mendekatkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan, mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shadaqah. Sesungguhnya, ilmu pengetahuan menempatkan orang yang memilikinya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi pemiliknya dunia dan akhirat”( HR. Rabi’)



Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan ini bertolak belakang dengan pandangan ilmuwan barat yang sebahagian besar berfaham materalis. Mereka beranggapan ilmu pengetahuan tidak bisa disatukan dengan agama. Dalam buku Bukti Kebenaran Al-Quran Abdullah M. Al-Rehaili menyatakan bahwa pemikir barat sekarang ini berada di tengah-tengah peperangan antara agama dan ilmu pengetahuan.hampir tidak mungkin mereka sekarang ini menerima kenyataan adanya pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Di barat, timbulnya pemikiran seperti ini dilatarbelakangi sikap antipati gereja terhadap ilmu pengetahuan di abad pertengahan. Di dalam Iinjil dinyatakan bahwa pohon yang dilarang untuk dimakan oleh Adam di surga adalah pohon pengetahuan. Namun, Adam justru memakannya sehingga dia terusir dari surga. Peristiwa itu yang menyebabkan adanya dosa turunan dalam kepercayaan orang-orang Kristen. Berkaitan dengan ini, al-Rehaili berkata :”Gereja menyatakan bahwapencarian terhadap pengetahuan ilmiah merupakan penyebab dosa yang asli. Pra uskup menggambarkan bukti mereka dari Perjanjian Lama yang menyebutkan ketika Adam memakan pohon itu, ia mendapat beberapa pengtahuan, lalu Allah tidak menyukainya dan mnolak memberi kemurahan hati.”



Itulah sebabnya ilmuan Kristen  pada zaman dahulu, seperti Nicholas Copernicus dan Galileo Galilei, dihukum mati oleh gereja. Al-Rehaili juga mengatakan, “Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah menolak sepenuhnya peraturan gereja yang dianggap sebagai hal yang tabu. Akhirnya, ketika para pemikir yang bebas dan ilmuwan Barat sanggupmengatasi kekutan gereja, mereka membalas dendam dengan mencari petunjuk yang berlawanan dan menekan beberapa kekuatana agama”

M. Quraisy Shihab mengatakan, “Pertentangan antara kaum agamawan dengan ilmuwan eropa itu disebabkan oleh sikap radikal kaum agamawan Kristen yang hanya mengakui kebenaran dan kesucian Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga orang-orang yang mengingkarinya dianggap kafir dan berhak mendapatkan hukuman. Di lain para ilmuwan mengadakan penylidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya bertentangan dengan kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum agamawan). Akibatnya , tidak sedikit ilmuwan yang menjadi korban penindasan dan kekejaman pihak gereja”

Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga ketika Islam mencapai puncak kejayaan, ilmu pengetahuan juga mengalami puncak keemasan yang ditandai dengan lahirnya para ilmuwan besar yang berhasil meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan modern yang saat ini dikembangkan oleh para ilmuwan Barat. Di antara para ilmuwan muslim tersebut adalah Ibnu Sina (ahli kedokteran), Al-Khawarizmi (ahli matematika algoritma), Jabir bin Hayyan (ahli kimia), Ibnu Khaldun (ahli sejarah) dan lain- lain.

Kontribusi para ilmuwan muslim dalam pengembangan ilmu pengetahuan juga diakui oleh para ilmuwan Barat. Prof. G. Margoliouth dalam De Karacht van den Islam menuliskan, “Penyelidikan telah menunjukkan  bahwa yang diketahui oleh sarjana-sarjana Eropa tentang Falsafah, astronomi, ilmu pasti, dan ilmu pengetahuan semacam itu, selama beberapa abad sebelum renesaince, secara garis besar datang dari buku-buku Latin yang berasal dari bahasa Arab. Dan, meskipun secara tidak langsung, al-Quran lah yang memberikan dorongan pertama untuk studi-studi itu di antara orang-orang Arab dan kawan-kawan mereka.”



Gul Labum, salah seorang peneliti Prancis menyatakan, “Wahai manusia, kajilah al-Quran secara mendalam, sampai kalian menemukan hakikat kebenarannya. Sebab, setiap ilmu pengetahuan dan seni budaya yang pernah dicapai oleh bangasa Arab, fondasinya adalah Al-Quran. Hendaknya setiap penduduk dunia, dari beragam warna dan bahasa, mau melihat secara objektif kondisi dunia zaman awal, serta mengkaji lembaran-lembaran ilmu pengetahuan dan penemuan sebelum Islam. Maka, kalian akan mengetahui bahwa ilmu pengetahuan dan penemuan tidak pernah sampai pada penduduk bumi, kecuali setelah ditemukan dan disebarluaskan oleh kaum muslimin yang mereka eksplorasi dari Al-Quran. Kitab ini laksan lautan pengetahuan yang mengalir di jutaan anak sungai, tetap hidup, dan setiap orang mampu meneguk kesejukannya sesuai dengan kesungguhan dan kemampuan masing-masing.”

Dari berbagai penjelasan tersebut, tidak diragukan lagi bahwa Islam merupakan agama yang ilmiah dan mendorong perkembangan ilmu pengetahuan. Tuuan akhir dari semua itu ialah untuk memahami kebesaran Allah SWT. Sehingga bertambahlah keyakinan seseorang terhadap ajaran Islam. Dan, pada akhirnya mampu menegakkan kalimat-Nya di muka bumi ini. Allah SWT berfirman :

” Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. A-Maidah : 18)

Cempaka, 22 Maret 2014
#disalin dari buku : Islam itu Sangat Ilmiah oleh Agus Susanto

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Keselarasan Islam dengan Ilmu Pengetahuan"

Posting Komentar